Perang Siber AS-Tiongkok: Serangan Terhadap DeepSeek dan Implikasinya dalam Dunia Teknologi

 

Perang Siber AS-Tiongkok: Serangan Terhadap DeepSeek dan Implikasinya dalam Dunia Teknologi

Perang Siber AS-Tiongkok: Serangan Terhadap DeepSeek dan Implikasinya dalam Dunia Teknologi


---


Pendahuluan


Pada akhir Januari 2025, dunia teknologi diguncang oleh serangan siber besar-besaran yang menargetkan DeepSeek, sebuah perusahaan kecerdasan buatan (AI) terkemuka asal Tiongkok. Serangan ini menandai eskalasi terbaru dalam persaingan teknologi antara Amerika Serikat dan Tiongkok, yang sering disebut sebagai "Perang Bharatayuda Cyber". Artikel ini akan membahas secara mendalam latar belakang konflik siber ini, detail serangan terhadap DeepSeek, respons dari berbagai pihak, serta implikasinya bagi masa depan teknologi global.



---


Latar Belakang Perang Siber AS-Tiongkok


Persaingan antara Amerika Serikat dan Tiongkok dalam bidang teknologi telah berlangsung selama beberapa dekade. Kedua negara berlomba-lomba untuk mencapai dominasi dalam berbagai sektor teknologi, termasuk kecerdasan buatan, 5G, dan komputasi kuantum. Namun, persaingan ini tidak hanya terjadi di ranah ekonomi dan inovasi, tetapi juga merambah ke domain siber, di mana kedua negara saling menuduh melakukan spionase dan serangan siber.


Salah satu insiden terkenal adalah kasus spionase siber Tiongkok terhadap proyek pesawat F-35 Joint Strike Fighter milik Amerika Serikat. Dalam insiden ini, peretas yang diduga berasal dari Tiongkok berhasil mencuri data sensitif terkait desain dan sistem pesawat tempur tersebut, yang menimbulkan kekhawatiran serius tentang keamanan siber dan perlindungan kekayaan intelektual. 


Seiring berjalannya waktu, kedua negara terus meningkatkan kapabilitas siber mereka, baik untuk tujuan pertahanan maupun ofensif. Amerika Serikat, misalnya, telah mengembangkan unit siber khusus di bawah Komando Siber AS, sementara Tiongkok juga memperkuat pertahanan sibernya melalui berbagai inisiatif dan pembentukan unit khusus dalam militernya. 



---


DeepSeek: Simbol Kebangkitan Teknologi Tiongkok


DeepSeek adalah perusahaan rintisan (startup) AI asal Tiongkok yang didirikan pada awal tahun 2025. Dalam waktu singkat, perusahaan ini berhasil menarik perhatian global berkat inovasi dan terobosannya dalam bidang kecerdasan buatan. DeepSeek bukan hanya sekadar perusahaan teknologi; ia menjadi simbol kebangkitan dan ambisi Tiongkok untuk menantang dominasi Silicon Valley dalam industri teknologi. 


Kemunculan DeepSeek menandai pergeseran kekuatan dalam industri teknologi global. Jika sebelumnya Amerika Serikat, khususnya Silicon Valley, dianggap sebagai pusat inovasi teknologi, kini Tiongkok mulai menunjukkan taringnya dengan melahirkan perusahaan-perusahaan teknologi yang mampu bersaing di panggung internasional. DeepSeek, dengan berbagai produk dan layanannya, menjadi bukti nyata bahwa Tiongkok siap menjadi pemain utama dalam revolusi teknologi global.



---


Detail Serangan Siber terhadap DeepSeek


Pada dini hari tanggal 30 Januari 2025, ketika masyarakat Tiongkok merayakan Festival Musim Semi, kluster server DeepSeek mengalami serangan siber berskala besar. Volume perintah serangan meningkat ratusan kali lipat dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya, menunjukkan adanya upaya terkoordinasi untuk melumpuhkan operasi perusahaan tersebut.


Metode Serangan


Selama serangan tersebut, Badan Keamanan Jaringan Qi'anxin berhasil mengidentifikasi dua botnet dengan karakteristik berbeda yang terlibat dalam serangan: Ghost Fleet dan Shadow Parliament. Botnet ini terdiri dari jutaan perangkat yang telah dibajak dan dikendalikan oleh penyerang untuk melancarkan serangan Distributed Denial of Service (DDoS) terhadap infrastruktur DeepSeek.


Ghost Fleet: Botnet ini terdiri dari perangkat IoT yang telah terinfeksi malware, memungkinkan penyerang untuk mengendalikan perangkat tersebut tanpa sepengetahuan pemiliknya.


Shadow Parliament: Botnet ini lebih canggih, terdiri dari komputer dan server yang telah dieksploitasi melalui kerentanan perangkat lunak, memberikan kontrol penuh kepada penyerang untuk melancarkan serangan yang lebih terarah.



Tujuan Serangan


Meskipun motif pasti di balik serangan ini belum sepenuhnya terungkap, beberapa analis keamanan siber berspekulasi bahwa serangan ini bertujuan untuk:


1. Mengganggu Operasional: Melumpuhkan layanan DeepSeek untuk merusak reputasi perusahaan dan mengurangi kepercayaan pengguna.



2. Mencuri Informasi Sensitif: Mengakses data internal perusahaan, termasuk algoritma AI dan data pengguna, yang dapat digunakan untuk keuntungan kompetitif atau tujuan jahat lainnya.



3. Demonstrasi Kekuatan: Menunjukkan kapabilitas siber dari aktor negara atau kelompok tertentu, mengirim pesan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk menyerang infrastruktur kritis.





---


Respons Tiongkok terhadap Serangan


Menanggapi serangan ini, Tiongkok segera mengerahkan berbagai sumber daya untuk mempertahankan infrastruktur digitalnya. Perusahaan teknologi terkemuka seperti Red Hacker Alliance, Qi'anxin, Huawei, dan Tencent mengambil langkah proaktif untuk mengatasi ancaman tersebut.


Langkah-Langkah yang Diambil


1. Peningkatan Keamanan Jaringan: Memperkuat pertahanan jaringan dengan menerapkan firewall canggih, sistem deteksi intrusi, dan enkripsi data untuk mencegah akses tidak sah.



2. Pemantauan Aktif: Mengimplementasikan sistem pemantauan real-time untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan dan merespons ancaman dengan cepat.



3. Kolaborasi Antar Perusahaan





0 Komentar